Selasa, 30 Oktober 2012

Model-Model Konsep Keperawatan: Hal.7 Video Keperawatan Virginia Handerson

Model-Model Konsep Keperawatan: Hal.7 Video Keperawatan Virginia Handerson

Rabu, 24 Oktober 2012

Alat Keperawatan sesuai Peralatan dan Logistik Pos Kesehatan Desa

Terdapat ada 2 jenis yaitu : Peralatan NEONATAL dan peralatan MATERNAL.

Peralatan NEONATAL yang berupa :



Inkubator Baby Infant Warmer




Pulse Oxymeter Nenonatus Phototherapy
Syringe Pump Infant Resuscitation dan Emergensi Set



CPAP (Continous Positive Airway Pressure) with Medical Air Compressor) Flow Meter

Infuse Pump Neonatus Resusitation and Emergensi Set

Peralatan MATERNAL berupa :



Forceps Naegele AVM (Aspirasi Vakum Manual)


Pompa Vakum Listrik Monitor Denyut Jantung/Pernapasan


Foetal Doppler Bilah Laringoskop


Ekstraktor Vakum Delivey Kateter Penghisap

Masker Oksigen dan Balon (Rebreathing) Naso Gastric Tube

Pipa Endotrakeal Ampul Epinefrin

Kateter Vena Infus Set



Sectio Set Saesaria

Senin, 22 Oktober 2012

Lingkup area pengkajian keperawatan transkultual sebagai sumber konsep untuk memecahkan masalah keperawatan/kesehatan






Add caption






KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar tentang “Permasalahan Etik Keperawatan” sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh pembelajaran di semester ini,kami mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I STIKES PERINTIS
  2. Semua pihak yang ikut serta berpartipasi dalam pembuatan makalah ini.
        Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca. “Tak ada gading yang tak retak“, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.


Bukittinggi, 8oktober 2012


penyusun


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
 KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
 DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang………………………………………………......……………..........…1
1.2   Rumusan Masalah………………………………………….......……………...………1
1.3  Tujuan Penulisan……………………………………………......………………..…….1
1.4  Manfaat Penulisan……………………………………………......………………….....1
BAB II PEMBAHASAN 
 2.1 Lingkup area pengkajian keperawatan transkultual sebagai sumber konsep untuk memecahkan masalah keperawatan/kesehatan
BAB III PENUTUP
      1.5 Kesimpulan.....................................................................................................................3


BAB 1
Top of Form
PENDAHULUAN
 Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21,
termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin
besar. Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar negara
(imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan

asuhan keperawatan.
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat,
yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitu
metha theory, grand theory, midle range theory dan practice theory.
Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah
Transcultural Nursing Theory. Leininger beranggapan bahwa sangatlah
penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan
asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan
mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat
tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini
dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan
beberapa mengalami disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah
ketika klien sedang mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau negara
diperbolehkan seseorang untuk mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak
atau menangis. Tetapi karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya
dengan meringis pelan, bila berteriak atau menangis akan dianggap tidak sopan,
maka ketika ia mendapati klien tersebut menangis atau berteriak, maka perawat
akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau memintanya berdoa atau malah
memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya. Kebutaan
budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas

pelayanan keperawatan yang diberikan.
1.2 Rumusan Masalah
-Bagaimana lingkup area pengkajian keperawatan transkultual sebagai sumber konsep untuk memecahkan masalah keperawatan/kesehatan
-Bagaimana menegakkan diagnosa keperawatan transkultural sebagai dasar interverensi keperawatan pada pasien
1.3 Tujuan
 Menjelaskan proses keperawatan transkutural
1.4 Manfaat Penulisan
1.1  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini antara lain:
1.Untuk menambah pengetahuan dalam menganalisis suatu masalah
2.Untuk menambah pemahaman mengenai permasalahan yang di bahas dalam makalah ini

BAB II                                                                                                                                PEMBAHASAN
P
engartian
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia (Leininger, 2002).

2.1 Lingkup area pengkajian keperawatan transkultual sebagai sumber konsep untuk memecahkan masalah keperawatan/kesehatan
1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan
melandasi tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang
optimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan
termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap
bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki
oleh orang lain.
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada
mendiskreditkan asal muasal manusia
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi
pada penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan
kesadaran yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan
dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling
memberikan timbal balik diantara keduanya.
8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian
untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan
kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan
yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan
manusia.
10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung
atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk
mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup
dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
11. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan
untuk memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain
karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada

kelompok lain.

2.2 Menegakkan diagnosa keperawatan transkultural sebagai dasar interverensi keperawatan pada pasien
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang
budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi
keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa
keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural
yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,
gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan
ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang

diyakini.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan                                                                                                                                   
    Dari uraian yang telah dijabarkan pada bab terdahulu tentang penerapan asuhan
keperawatan Transkultural dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan
yang difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan,
meningkatkan perilaku sehat sesuai dengan latar belakang budaya
2. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks budaya sangat diperlukan untuk
menjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh perawat dengan klien
3. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat mengidentifikasi
tindakan yang dibutuhkan untuk mempertahankan budaya yang sesuai dengan
kesehatan, membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan atau bahkan
mengganti budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya baru.
4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu
saja dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya
klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.
5. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan dan

pelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural.


REFERENSI                                                                                                                                           Andrew . M & Boyle. J.S, (1995), Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd Ed,
Philadelphia, JB Lippincot Company
Cultural Diversity in Nursing, (1997), Transcultural Nursing ; Basic Concepts and
Case Studies, Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006 dari
http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing
Fitzpatrick. J.J & Whall. A.L, (1989), Conceptual Models of Nursing : Analysis and
Application, USA, Appleton & Lange

Organisasi Profesi,Berfikir Kritis dalam Keperawatan,dan Sejarah Keperawatan Nasional dan Internasional

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Di era globalisasi, kebanyakan anggota organisasi profesi ialah seorang praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai pekerja yang melayani kepentingan masyarakat di atas kepentingan golongan untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial, salah satu organisasi profesi keperawatan.
      Perkembangan zaman yang pesat mengharuskan seseorang  befikir lebih kritis dalam segala bidang, diantaranya dalam ilmu keperawatan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas sejarah keperawatan nasional dan internasional, berfikir kritis , serta organisasi profesi keperawatan.
1.2  Rumusan Masalah
      Dari beberapa uraian diatas dapat dirumuskan. Bagaimana menjelaskan organisasi profesi,berfikir kritis, sejarah keperawatan nasional dan internasional?
1.3  Tujuan penulisan
      Menjelaskan organisasi profesi, berfikir kritis, sejarah keperawatan nasional dan internasional.
1.4  Manfaat penulisan
Adapun manfaat makalah ini antara lain :
1.      Untuk menambah pengetahuan penulis dalam hal penyusunan makalah.
2.      Untuk menambah pemahaman mengenai permasalahan yang dibahas dalam makalah ini.

BAB II PEMBAHASAN                                                                                                 
2.1Organisasi Profesi                                                                                                                         
a.   Pengertian Organisasi Profesi Keperawatan                                                                            Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
b. Ciri-ciri organisasi profesi                                                                                                             Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998),  ciri organisasi  profesi adalah                          
-Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan dengan dasar ilmu yang sama.
c. Peran organisasi profes                                                                                                                -Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan                        
-Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan                          
-Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi
d. Fungsi organisasi profesi                                                                                                    
Bidang pendidikan keperawatan :                                                                                   
a.Menetapkan standar pendidikan keperawatan.                                                                         
b. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut.
Bidang pelayanan keperawatan :                                                                                          
.Menetapkan standar profesi keperawatan.                                                                                                  b. Memberikan izin praktik.                                                                                                                        
c. Memberikan registrasi tenaga keperawatan;
Bidang IPTEK :                                                                                                                                    
a. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasai riset keperawatan.                                                              b. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam keperawatan.
Bidang kehidupan profesi :                                                                                                                      
a. Membina, mengawasi organisasi profesi.                                                                                   b.Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar anggota.                   
c. Membina kerjasama dengan organisasi profesi sejenis dengan negara lain;
e. Manfaat organisasi profesi                                                                                                        Menurut Breckon (1989) manfaat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :                                           
 1. Mengembangkan dan memajukan profesi.                                                                                      
   2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi.                                                                              3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi;                                                                                                   
4. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya.
            Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi perawat di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi keperawatan saat itu.PPNI pada awalnya terbentuk dari penggabungan beberapa organisasi keperawatan seperti IPI, PPI, IGPI , IPWI.
f. Tujuan PPNI                                                                                                                                   -Membina dan mengambangkan organisasi profesi keperawatan dengan persatuan dan kesatuan, kerja sama dengan pihak lain dan pembinaan manajemen organisasi
g. Fungsi PPNI                                                                                                                                               -Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai dengan posisi jabatan, profesi dan lingkungan untuk mencapai tujuan organisasi.Contoh organiasi keperawatan nasional :                                                                                                                                    
 1. International Council of Nurses (ICN), American Nurses Association (ANA),Canadian Nurses Association (CNA),National League for Nursing (NLN) dan British Nurses Association (BNA)

2.2 Berfikir Kritis                                                                                                                 a.Pengertian Berfikirkritis                                                                                                                      
   suatu teknik berpikir yang melatih kemampuan dalam mengevaluasikan atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat tidaknya atau layak tidaknya suatu gagasan.                                  
Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan keperawatan, dapat digunakan tiga model, yaitu :                                                                                                                                     
1.   Feeling Model :Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan.             2.   Vision Model : Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir dan  ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien.                                                                                             
 3.   Examine Model : Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi.
 b.  Karakteristik Berpikir Kritis                                                                                                  
   1.Konseptualisasi : artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. contohnya pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya.
 2.Rasional dan beralasan :artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis . 
contohny fakta dilapangan.                                                                                                            
  3.Reflektif : artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi untuk mengumpulkan data.                                                                                                                                     4. Bagian dari suatu sikap : yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil seseorang pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau buruk.                                                                                                      
 5.Kemandirian berpikir : berpikir dalam dirinya tidak pasif dalam menerima pemikiran dan keyakinan serta memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.                                                              
  6. Berpikir adil dan terbuka : yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah menjadi benar dan lebih baik.                                                                                                 
7.Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan :berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi.
c.  Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan                                                                                
   1.   Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.                                
  2.   Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.                                                
  3.   Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.

2.3 SEJARAH KEPERAWATAN NASIONAL DAN INTERNASIONAL
1. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN ZAMAN KUNO
 perkembangan keperawatan dipengaruhi dengan semakin maju peradaban manusia maka semakin berkembang keperawatan.
            Perawatan Dan Pengobatan Secara Praktis Telah Dilakukan Oleh Orang-Orang Primitive zaman dahulu, Misalnya :-Merawat dan mengobati luka-luka

-Menurunkan panas dengan memberikan air minum yang   banyak dan  Membuka absoes dengan menggunakan batu-batu tajam.
Perawatan Pada Beberapa Bangsa Dan Negara                                                             
 A. Mesir
Bangsa mesir pada zaman purba telah menyembah banyak dewa. Dewa yang terkenal antara lain Isis. Didirikanlah kuil yang merupakan rumah sakit pertama di mesir Ketabiban Ilmu ketabiban terutama ilmu bedah telah dikenal oleh bangsa mesir zaman purba (± 4800 SM).  
B. Babylon dan syiria
Ilmu pengetahuan tentang anatomi dan obat-obat ramuan telah diketahui oleh bangsa Babylon sejak beberapa abad SM.                                                                                             
 C. Yahudi kuno
Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir. Misalnya : cara-cara memberi pengobatan orang yang terkenal adalah Musa. Ia juga dikenal sebagai seorang ahli hygiene                                                                                                                                     
 D. India
Bangsa India (Hindu) di zaman purba telah memeluk agama Brahmana, disamping memuja dan meminta pertolongan kepada dewa (dikuil) untuk menyembuhkan orang sakit. Di India telah terdapat RS khususnya di Utara saat pemerintahan Rasa Asoka.
E. Tiongkok
Bangsa Tiongkok telah mengenal penyakit kelamin diantaranya gonorhoea dan syphilis. Pencacaran juga telah dilakukan sejak 1000 SM ilmu urut dan psikoterapi.                                                  
F. Yunani
Bangsa Yunani zaman purba memuja dan memuliakan banyak dewa (polytheisme) dewa hygiene sebagai Dewi kesehatan, maka timbullah perkataan higyene. 
1. Hippocrates (hidup ± 400 SM) adalah bapak pengobatan dengan jasa :                               
   -Dasar cara pengobatan sampai sekarang ini dan  Mengembangkan tehnik pemeriksaan badan                                                                                                                                                 -Penyakit bukan karena setan, melainkan rusaknya undang-undang alam.                                  
2. Plato, ahli filsafat Yunani, otak sebagai pusat kesadaran
3. Aristoteles, Ahli filsafat, ahli jiwa dan ilmu haya
G. Roma
Rumah sakit Roma zaman purba di sebut valentrumdinari Roma yang terdapat di swiss ditemukan alat-alat perawatan ex. Peralatan untuk huknah pot-pot tempat selep. 
H. Irlandia
Pengetahuan tentang pengobatan telah diketahui lama SM. Seorang putri raja bernama Macha (abad ke 3) mendirikan rumah sakit untuk orang-orang miskin yaitu Broin Beargh

G. Amerika
Rumah sakit sederhana didirikan dikota besar oleh bangsa Asteken di Amerika Utara, sedang RS yang baik pertama didirikan pada tahun 1521 oleh cortez dari Mexico yaitu RS san Jesu Nazareno
2. PERKEMBANGAN PERAWATAN ZAMAN PERMULAAN MASEHI
A. Penyebaran Agama
    Pada permulaan masehi terjadi penyebaran agama kristen di Eropa.                                                         
   1. Masa Penyebaran Islam/the Islamic period (570-632)
Perkembangan keperawatan masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/Jihad .            
   2. Masa setelah nabi/post-prophetic era (632-1000M)
Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali. Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu Dr. Al-Razi menulis dua karangan tentang "The reason why some persons and the common people leave a physician even if he is clever" dan "A clever physician does not have power to heal all diseases, for that is not within the realm of possibility". Dimasa ini ada perawat diberi nama "Al Asiyah".
3. Masa Late to Middle Ages (1000-1500 M)
Dimasa ini Negara-negara Arab membangun RS dan mengenalkan perawatan orang sakit.

B. Perang 
·         Adanya perang berdampak positif bagi keperawatan karena banyaknya korban perang maka kebutuhan tenaga perawat sangat tinggi danPerang salib Banyaknya sukarelawan dijadikan perawat
3.SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA
            Di Indonesia pekerjaan perawat dikerjakan berdasarkan naluri perasaan keibuan untuk merawat anak-anaknya (Mother Instinct). Dalam perkembangan di Indonesia di bagi menjadi:
Zaman Kuno
 Diserahkan kepada perempuan yang merawat keluarganya Penyakit dianggap perbuatan setan yaitu dukun, cara pengobatan dengan menggunakan daun-daunan
       
Zaman penjajahan Belanda
    Tahun 1596 Cornelis De Houtman adalah orang Belanda pertama yang data Indonesia pada zaman penjajahan.
Zaman VOC, (1602 – 1799)

   Sebelum VOC datang ke indonesia (1602-1799), kepeawatan diindonesiamasih bersifat tradisional (berdasarkan naluri dan berhubungan dengan dukun dan roh).
Zaman Penjajahan Inggris Tahun 1811-1816
   Gubernur Jenderal Raffles sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Usaha-usaha di bidang kesehatan tersebut dinyatakan dalam kata-katanya "kesehatan adalah milik manusia". Usaha-usahanya:       -Mengadakan vaksinasi umum dan Memperbaiki perawatan orang sakit .
Zaman Penjajahan Belanda II (1816-1942)
    Setelah pemerintahan diserahkan kembali pada Belanda, maka usaha-usaha kesehatan  maju. Prof. Dr. Reinwardt menyusun undang-undang kesehatan, diantaranya tentang praktek dokter, kebidanan, pengobatan dan lain-lain .
Zaman Penjajahan Jepang (1942-1945)
    Pada zaman penjajahan jepang keperawatan di Indonesia boleh dikatakan mundur. Pimpinan rumah sakit yang tadinya adalah orang-orang belanda di ambil alih orang-orang jepang dan sebagian oleh bangsa Indonesia.

Zaman Kemerdekaan (1945-1961)
    Keadaan rumah sakit dan perawatan mengalami kekurangan-kekurangan terutama obat-obatan. Semwnjak tahun 1949 pemerintahan mulai membangun dan menyusun kembali perbaikan-perbaikan di lapangankesehatan.
Tahun 1962 - sekarang
    Perawatan mulai berkembang dengan pesat,dengan didirikannya pendidikan akademi keperawatan (AKPER 11962) dan Program Studi Ilmu keperawatan (PSIK 1985). 
Perawatan Penyakit jiwa di Indonesia.
    Perawatan penyakit jiwa di Indonesia tidak sama. Ada yang dirawat dengan lemah lembut, ada juga yang secara kasar. Ini tergantung dari kemajuan rakyat di tiap daerah.

 Masa sebelum kemerdekaan
    Masa penjajahan belanda I Pada masa ini perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut VELPLEGEK.)
Zaman Penjajahan Inggris
   Gubernur jendral Rafles sangat memperhatikan rakyat semboyan :Kesehatan adalah milik manusia. Usaha-usahanya dibidang kesehatan : misalnya : Pencacaran secara umum
Zaman Penjajahan Jepang
   Menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran yang terlihat pada
·         pekerjaan perawat dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terdidik,
·         Pimpinan RS diambil alih oleh orang-orang jepang,
·         Obat-obatan sangat kurang dan Wabah penyakit terjadi dimana-mana.

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Dari pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa :
*      Keperawatan adalah sebuah profesi, di mana di dalamnya terdapat sebuah “body of knowladge’ yang jelas.
*      Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan kata bukan pikiran.
*      Keperawatan lahir sejak naluriah keperawatan lahir bersamaan dengan penciptaan manusia perkembangan keperawatan dipengaruhi dengan semakin maju peradaban manusia maka semakin berkembang keperawatan.
SARAN
*      Agar dapat menjadi seorang perawat yang profesional dengan organisasi keperawatan kita harus memiliki dasar  pendidikan yang kuat, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya
*      Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus    mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
*      Untuk menjadi perawat yang profesional kita harus tahu tentang sejarah  perkembangan keperawatan, karena dengan mengetahui sejarah perkembangan keperawatan kita dapat mengetahui sampai dimana perkembangan keperawatan pada masa dahulu dan dimana letak kekurangan dan kelebihan keperawatan pada masa dahulu sehingga kita bisa memperbaiki kekurangan tersebut hingga menjadi lebih baik .

DAFTAR PUSTAKA
Ali Zaidin,H, (2001), Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Jakarta :Widya Medika.
Potter, Patricia A,(2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Jakarta : EGC.

Template by:

Free Blog Templates